Sabtu, 23 Januari 2016

Tugas Makalah IBD Tentang PEMBANGUNAN KETAHANAN BUDAYA BESUMBER DARI KELUARGA




Mata Kuliah  :  Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah/Tulisan

PEMBANGUNAN KETAHANAN BUDAYA
BERSUMBER DARI KELUARGA

 



Kelas  :  1-ID08

Tanggal Penyerahan Makalah : 18 Januari 2016
Tanggal Upload Makalah  :  19 Januari 2016


 


P E R N Y A T A A N

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.




P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
35415911
TITI HANIFATUL KARIMAH




                        Program Sarjana Teknologi Industri

UNIVERSITAS GUNADARMA


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang PEMBANGUNAN KETAHANAN BUDAYA BESUMBER DARI KELUARGA.
            Makalah ini penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang akurat sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada sumber-sumber yang telah membantu dalam membuat makalah ini
            Dengan ini kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan dari segi penulisan bahasa atau penulisan kalimatnya, oleh karena itu kami sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah PEMBANGUNAN KETAHANAN BUDAYA BESUMBER DARI KELUARGA. bisa bermanfaat untuk pebbaca ataupun untuk masyarakat.

Bekasi,16 Desember 2015



Penyusun

DAFTAR ISI
Pernyataan                                                                                                                 i
Kata Pengantar                                                                                                         ii
Daftar Isi                                                                                                                   iii
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang                                                                                                             1
Tujuan                                                                                                                          1
Sasaran                                                                                                                         2
BAB II Permasalahan
Kekuatan (strength)                                                                                                      3
Kelemahan (weaknes)                                                                                                   3
Peluang (opportunity)                                                                                                   3
Tantangan / hambatan (threats)                                                                                    4
BAB III kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan dan rekomendasi                                                                                      5
Refrensi                                                                                                                       6

 



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengaruh keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi. Keluargalah yang menyiapkan potensi pertumbuhan dan pembentukan kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Kedua orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kepribadian anak. Perilaku-perilaku anak akan menjadikan penyempurna mata rantai interaksi anggota keluarga dan pada saat yang sama interaksi ini akan membentuk kepribadiannya secara bertahap dan memberikan arah serta menguatkan perilaku anak pada kondisi-kondisi yang sama dalam kehidupan.
            Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan pribadi anak. Keyakinan-keyakinan, pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul berupa lukisan-lukisan pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berperan sebagai faktor pelaksana dalam mewujudkan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan persepsi budaya sebuah masyarakat. Ayah dan ibulah yang harus melaksanakan tugasnya di hadapan anaknya. Khususnya ibu yang harus memfokuskan dirinya dalam menjaga akhlak, jasmani dan kejiwaannya pada masa pra kehamilan sampai masa kehamilan dengan harapan Allah memberikan kepadanya anak yang sehat dan saleh.
            Faktor-faktor (genetik dan lingkungan) secara terpisah atau dengan sendirinya tidak bisa menentukan pendidikan tanpa adanya yang lainnya, akan tetapi masing-masing saling memiliki andil dalam menentukan pendidikan dan kepribadian seseorang sehingga jika salah satunya tidak banyak dipergunakan maka yang lainnya harus dipertekankan lebih keras.
            Konteks kepribadian yang sudah didefinisikan pada pembahasan di atas tidak ada kaitannya dengan kepribadian baik atau buruk, akan tetapi dalam tulisan ini penulis berusaha mengkaji kepribadian yang baik dan positif dalam bingkai peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian anak. Kedua orang tua memiliki tugas di hadapan anaknya di mana mereka harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya. Anak pada awal masa kehidupannya memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhinya.
            Dengan dipenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka maka orang tua akan menghasilkan anak yang riang dan gembira. Untuk mewujudkan kepribadian pada anak, konsekuensinya kedua orang tua harus memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, begitu juga kedua orang tua harus memiliki pengetahuan berkaitan dengan masalah psikologi dan tahapan perubahan dan pertumbuhan manusia. Melalui perawatan dan perlakuan yang baik dari orang tua, anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, baik fisik-biologis maupun sosiopsikologisnya. Apabila anak telah memperoleh rasa aman, penerimaan sosial dan harga dirinya, maka anak dapat memenuhi kebutuhan tertingginya, yaitu perwujudan diri (self actualization).

1.2 Tujuan
            Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari Pembangunan Ketahanan Budaya Besumber Dari Keluarga.
a.       Untuk mengetahui kekuatan dari Pembangunan Ketahanan Budaya Besumber Dari    Keluarga.
b.      Untuk mengetahui kelemahan dari Pembangunan Ketahanan Budaya Besumber Dari Keluarga.
c.       Untuk mengetahui peluang dari Pembangunan Ketahanan Budaya Besumber Dari Keluarga
d.      Untuk mengetahui tantangan dari Pembangunan Ketahanan Budaya Besumber Dari Keluarga

1.3  Sasaran
Sasaran di buatnya makalah SWOT tentang Pembangunan Ketahanan Budaya Besumber Dari Keluarga di tunjukan kepada Pembaca, Orang Tua, dan Anak agar memahami dan manambah wawasan.

BAB II 
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan Pembangunan Ketahanan Budaya Besumber Dari Keluarga dengan memperhatikan dan mempertimbangkan  kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1.      Kekuatan (Strength)
a.      Ajarkan Kemandirian pada anak sejak usia dini, seperti membiarkan makan, mandi, berpakaian, dan berinteraksi kepada orang lain, namun ajarkan pula untuk memilih orang yg baik. Dengan mengajarkan kemandirian sejak kecil maka si anak menerapkanya hingga dewasa kelak
b.      Ajarkan dan Tumbuhkan Rasa Sosial, Bersimpati, Emapti, dll. Bertujuan agar anak tidak sulit bersosialisasi di tempat baru, menghargai pendapat orang lain, dan selalu menolong orang yang kesusahan atau butuh pertolongan
c.       Mengajarkan Rasa Tanggung Jawab, Ajarkan dan ingatkan anak Anda untuk selalu memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya, seperti membereskan mainannya sendiri itu merupakan bentuk tanggung jawab yang sangat sederhana.
d.      Mengajarkan Anak Untuk selalu jujur dalam keadaan apapun, agar anak selalu jujur jangan marah jika anak jujur namun jujurnya yang orang tua tidak suka, cukup dengan menasihati agar tidak melakukan hal tersebut untuk yang kedua kali.

2.      Kelemahan (Weakness)
a.       Dalam mendidik anak terkadang orang tua terlalu keras dan lebih mementingkan egonya, sehingga komunikasi antara anak dan orang tua tidak terjalin dengan baik.
b.      Anak biasanya tidak mengerti dan salah paham dalam menanggapi didikan dari orang tuanya sehingga tidak terjalin hubungan yang harmonis.
c.       Selalu Memenuhi Permintaan Anak. Sebagian orang tua ada yang selalu memberi setiap yang diinginkan anaknya, tanpa memikirkan baik dan buruknya bagi anak.
d.      Terlalu banyak larangan. Banyak melarang anak pun itu sering terjadi karna ke khawatiran yang berlebihan orang tua terhadap anaknya, sehingga membuat si anak tidak nyaman untuk bergerak diluar dan cenderung sering berbohong.
3.      Peluang (Opportunity)
a.       Lebih mengerti keadaan anak dimana ia harus harus bercerita tentang hidupnya atau membiarkan si anak menyendiri dan merangkulnya dengan baik.
b.      Dari anak yang mudah di atur itu sangat menjadi kebahagiaan tersendiri untuk orang tua, karena seara tidak langsung mereka mengerti apa yang orang tua inginkan tentang si anak.
c.       Anak selalu jujur membuat orang tua tidak perlu khawatir tentang apa yang mereka laukakan diluar.
d.      Komunikasi antara si anak dan orang tua searah, maksudnya apa yang orang tua bilang si anak sudah mengerti tanpa penjelasan yang detail.


4.      Tantangan/Hambatan (Threats)
a.       Kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak menjadi hambatan tersendiri dalam mendidik anak supaya menjadi anak yang baik atau sesuai keinginan orang tua. Karena missed komunikasi yang diajarkan orang tua kepada anak menjadi terhambat sehingga yang timbul hanya masalah karena si ana dan orang tua tidak saling paham satu sama lain.
b.      Lingkungan sekitar yang tidak sesuai dengan ajaran yang diberikan orang tua menjadikan anak sering membantah perintah orang tua. Karena lingkungan sekitar anak mencoba menerapkan hal yang sesuai dengan lingkunganya.
c.       Saat beranjak dewasa anak mencari jati diri sehingga anak mencoba hal-hal yang tidak diajarkan orang tua di rumah. Dalam keadaan ini anak sangat rentan untuk mencoba hal hal yang mungkin dapat merusak dirinya.
d.      Terhasut teman atau mencoba masuk ke dunia yang tidak baik, dari awalnya hanya mencoba hingga ketagihan. Karena dalam luar lingkup keluarga anak sangat bebas melakukan hal yang orang tuanya tidak tahu atau tidak mengerti tentang apa yang mereka lakukan sehingga sangat rentan masuk ke dunia yang tidak baik.
BAB III 
REKOMENDASI DAN KESIMPULAN

1.      Rekomendasi
a.       Dalam mengajarkan anak untuk jujur, orang tua sebaiknya mengawali dengan jujur dari dirinya dan menjelaskan bagaimana efek dari berbohong. Dan memberikan hukuman yang wajar jika ia sulit untuk jujur
b.      Jangan terlalu keras dalam mendidik anak tapi tegas, karena jika terlalu keras yang ada anak biasanya berontak dan mencari kehidupan di luar yang kurang baik.
c.       Menasihati anak agar pandai memilih teman yang baik, atau dengan memberi penjelasan terlebih dahulu agar tidak mudah terhasut oleh orang-orang yang mengajak hal yang tidak baik.
d.      Membiarkan hal yang anak suka dan tetap mengontrol hal-hal yang mereka lakukan agar tetap di jalan yang baik dan mendukung hal-hal yang mereka lakukan. Karena anak sangat membutuhkan dukungan dari orang tua dalam setiap hal yang mereka ingin lakukan.
2.      Kesimpulan
a.         Mengajarkan rasa tanggung jawab dari kecil akan membawa dampak yang baik ketika si anak dewasa kelak, karena sudah dari kecil anak terbiasa bertanggung jawab maka orang-orang akan mempercayai dia sebagai orang yang bertanggung jawab begitu pula ketika ia kerja, akan menjadi orang yang profesional ketika bekerja/
b.        Anak tercipta untuk menjadi dirinya sendiri dengan cara yang benar sesuai nilai-nilai yang berlaku. Pada saat kita menerapkan pola asuh perfectionist, pada saatnya anak tidak tahan lagi dengan cara kita. Ia pun akan melakukan perlawanan, baik dengan cara menyakiti diri, dengan perlawanan tersembunyi atau dengan perang terbuka karena orang tua selalu melarang anak ini itu.
c.         Komunikasi sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam komunikasi antara anak dan orang tua, sehingga tidak ada salah paham tentang apa yang orangtua mau dan yang anak mau. Sehingga tidak akan terjadi perdebatan antara anak dan orang tua
d.        Saat anak beranjak dewasa mungkin dari teman-temanya ada yang melakukan hal yang kurang baik, dan si anak mulai mencobahal tersebut dan akhirnya terjun seperti teman-temanya.namun tidak banyak yang akan berubah sediri karna faktor mencari jati diri.






Refrensi
1.      Ibrahim Al HamdMuhammad, 2000, Kesalahan Dalam Mendidik anak:Bagaimana terapinya, Jakarta : Gema Instan
2.      Bidulph.steve, Bidulph.Sharoon, 2006, Mendidik Anak Dengan Cinta Petunjuk Bagi Orangtua Agar Anak Menjadi Bahagia. Diterjemahkan oleh : Danan Priyatmoko, Jakarta : Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Kewirausahaan: Business Plan Usaha Bola Ubi Unyu

KEWIRAUSAHAAN ( USAHA DIBIDANG MAKANAN “BOLA UBI UNYU ”) Disusun Oleh : NAMA                     : Titi Hanifatul Karimah ...